W3LC0Me yA UkHti Wa Akhi

WelCoMe Ya UKHti wa AkHi

Sabtu, 19 Februari 2011

news n news

Kreasi Susu dari Biji Nangka

Liputan6.com, Solo: Siapa sangka biji nangka bisa dijadikan susu Sebab, selama ini umumnya orang hanya memakan buah nangka dan membuang bijinya. Namun, di tangan dua warga Solo, yakni Agatha Retno Palupi dan Siti Rusminah, biji nangka ternyata bisa diolah menjadi minuman bergizi.
Minuman yang dibuat Agatha dan Siti adalah susu kedelai. Itu mereka ketahui setelah melakukan sejumlah riset. Cara membuatnya juga sederhana. Pertama biji nangka direndam selama 12 jam hingga kulitnya terkelupas.
Lalu biji nangka direbus hingga empuk, diblender, dan disaring. Air sarinya ditambah gula atau penambah rasa lain sesuai selera. Setelah matang baru susu biji nangka siap disajikan, baik hangat maupun dingin.
Harga biji nangka relatif murah, yakni sekitar Rp 2.000 setiap kilogram. Berdasarkan uji laboratorium, kandungan kalsium susu biji nangka lebih tinggi daripada susu kedelai. Sementara kadar lemaknya justru lebih rendah. Selain itu, ampas saringan biji nangka juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuat kue. Tertarik mencoba di rumah (ULF)

Istri Sang Pejuang HAM

Suciwati Dapat Ganti Rugi Rp 3,4 Miliar

 JAKARTA, KOMPAS.com — Suciwati, istri almarhum Munir, telah menerima salinan putusan kasasi 2586/K/Pdt/2008 juncto Nomor 277/PDT.G/2006/PN/Jkt.Pst yang memperkuat putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) dan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, yang memutuskan menolak kasasi yang diajukan para tergugat PT Garuda Indonesia Cs
Saat dihubungi wartawan, Sabtu (19/2/2011), Suci mengaku dengan kemenangan tersebut, tidak berarti rasa kehilangannya terhadap suami tercinta dapat terobati. Namun, ia berharap kemenangan itu dapat menjadi pembelajaran bagi yang lain.
"Semoga hal ini bisa menjadi pelajaran untuk perlindungan korban dan konsumen," ujarnya.
Mengenai uang ganti rugi sebesar Rp 3,4 miliar dari Garuda, Suci mengaku belum membicarakan lebih lanjut mengenai uang itu akan dipakai untuk apa. "Rencananya akan digunakan untuk kepentingan orang-orang seperti saya," katanya.

Kiat-kiat dan Pantangan Saat Merawat Rambut

Rambut merupakan salah satu poin penting dalam penampilan Untuk itu, perawatannya pun harus diperhatikan. Dalam merawat rambut, ada hal yang harus dilakukan, namun ada juga pantangannya. Agar rambut lebih indah, yuk ikuti beberapa kiat berikut.


Lakukan

1. Investasi pada produk perawatan yang berkualitas. Belilah shampo, pelembab, dan nutrisi rambut dari label yang telah diakui keberhasilannya oleh banyak penata rambut. Jangan sampai rambut Anda malah rusak karena salah pilih produk perawatan.

2. Sesuaikan gaya rambut dengan keadaan rambut. Misalnya yang memiliki rambut tipis, jangan sampai potongan rambut pilihan Anda malah akan membuatnya semakin terlihat tipis dan tidak sehat. Konsultasikan hal ini pada penata rambut Anda sebelum memutuskan untuk memotong rambut.

3. Setiap 6-8 minggu, biasakan untuk memotong ujung-ujung rambut Anda. Biasanya nutrisi rambut yang tidak merata, akan membuat ujungnya menjadi lebih kering dan bercabang. Untuk mengembalikan keindahannya, potonglah bagian ujung rambut yang bermasalah tersebut.

Hindari
1. Menggunakan sisir sikat setelah keramas dan saat rambut dalam keadaan basah akan membuat rambut patah dan rontok. pilihlah sisir yang bebentuk lurus dengan ruas yang renggang saat rambut masih basah. Setelah rambut sudah agak kering, Anda bisa menggunakan sisir sikat.

2. Jangan terlalu sering menggunakan pengering rambut. Hal ini akan membuat rambut Anda kering dan rapuh. Sebaiknya keringkan rambut dengan alami. Setelah setengah kering, Anda bisa menggunakan pengering rambut dengan temperatur yang rendah. jangan lupa untuk menggunakan cairan khusus (anti frizz) sebelum mengeringkan rambut dengan alat pengering agar rambut terlindungi dari panas yang berlebihan.

3. Jangan menggunakan lebih dari satu cairan kimia pada rambut dalam rentan waktu satu minggu. Misalnya Anda mengeriting dan mengecat rambut pada minggu yang sama. Hal itu akan membuat rambut Anda rusak.

5 Kesalahan dalam Memilih Produk Perawatan Kulit

Coba tengok meja rias Anda. Ada berapa botol pelembab, krim malam, dan pembersih muka yang sudah lama Anda beli tapi tak pernah disentuh? Bisa jadi ini akibat kesalahan yang biasa kita lakukan dalam berbelanja produk perawatan kulit. Agar tak tertipu lagi, coba cek daftar berikut ini.


Kesalahan pertama: mudah percaya iklan.
"Produk ini terbukti bisa memutihkan kulit hanya dalam waktu 21 hari," begitu bunyi iklan di majalah dan televisi. Anda pun percaya dan langsung membeli satu botol yang berukuran besar. Yang lupa Anda lakukan adalah membaca kemasannya dan melihat bahan-bahan apa saja yang terkandung di dalamnya. Apakah benar bahan tersebut terbukti bisa memutihkan kulit? Dan jika produk itu mengklaim hasil yang fantastis, pastikan ada hasil penelitian dan riset yang sahih.

Kesalahan kedua: belanja produk diskon.
Tak ada salahnya memborong baju atau sepatu saat musim diskon tiba. Tapi untuk produk perawatan kulit, tunggu dulu. Pelembab merk ternama dijual hanya setengah harga? Hati-hati, bisa jadi barangnya palsu, atau malah stok lama dari tiga tahun lalu. Jika barangnya asli pun jangan langsung terburu-buru kalap memborong. Pastikan produk tersebut mengandung cocok untuk kondisi kulit Anda.

Kesalahan ketiga: mengambil resiko.
Sama seperti slogan iklan, "Buat anak kok coba-coba," untuk kulit pun Anda sebaiknya tak dijadikan ajang coba-coba. Jangan asal mencoba produk baru untuk kulit wajah jika Anda tak tahu apa saja yang terkandung di dalamnya. Bisa-bisa bukan cantik yang didapat, tapi jerawat, alergi, dan iritasi.

Kesalahan keempat: membeli produk yang tak sesuai dengan jenis kulit.
Ada alasannya kenapa Anda harus mengetahui apa jenis kulit Anda. Berminyak, kering, kombinasi, atau sensitif? Saat membeli produk perawatan wajah, belilah yang diperuntukkan bagi jenis kulit Anda. Jika kulit Anda berminyak, jangan memaksakan membeli produk berbentuk krim hanya karena harganya lebih murah.

Kesalahan kelima: menganggap produk mahal = bagus.
Tak banyak yang tahu, bahwa harga sebuah merek produk kecantikan bisa sangat mahal karena biaya promosi yang mereka keluarkan sangat besar. Sebagian besar dana perusahaan itu adalah untuk membayar selebritas yang jadi model iklan, membiayai iklan di berbagai media massa, hingga mengongkosi promosi road show keliling kota. Tak sebanyak itu dana yang mereka keluarkan untuk riset dan uji coba klinis. Sekali lagi, yang terpenting bukan label harganya, tapi label kemasannya yang mencantumkan bahan-bahan apa saja yang terkandung di dalamnya.

Pangan jadi sorotan

KOMPAS.com — Sorotan yang bakal muncul dalam pertemuan kelompok G20 adalah kenaikan harga pangan dan komoditas. Sebagaimana warta AP dan AFP pada Jumat (18/2/2011), pertemuan di Paris dihadiri oleh para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari kelompok negara-negara maju serta berkembang. Sejumlah pihak meminta G20 mengatasi inflasi akibat kenaikan harga pangan pokok dan bahan bakar.
Wakil Direktur Pelaksana 1 Dana Moneter Internasional John Lipsky mengatakan, G20 perlu mencari jalan guna menstabilkan harga. "Kini muncul kekhawatiran besar terkait dengan keguncangan harga sejumlah komoditas pokok, khususnya pangan," kata Lipsky.
Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, yang saat ini mengepalai G20, telah meminta para spekulan mengekang diri guna menekan kenaikan harga dan ketidakstabilan.
Sementara itu, lebih dari 100 organisasi Eropa dan internasional yang diketuai oleh Gerakan Pembangunan Dunia (WDM) telah menandatangani pernyataan yang berisi peringatan kepada G20 tentang hal yang dikatakan sebagai spekulasi tak terkontrol. "Dengan mengambil tindakan sekarang untuk memberantas spekulasi berlebihan terhadap pangan, para pemimpin G20 bisa menyelamatkan nyawa, mengurangi kelaparan kronis, dan mencegah kerusuhan sipil serta politik," kata Julian Oram.
Bank Dunia juga menyerukan agar pertemuan G20 kali ini membahas harga pangan. Bank Dunia dalam satu laporan mengatakan, melambungnya harga pangan telah menjadi faktor yang memperburuk kerusuhan di kawasan Timur Tengah meski tidak menjadi penyebab utama. Dalam laporannya, Bank Dunia mengatakan bahwa kenaikan harga pangan membuat 44 juta lagi warga jatuh miskin di seluruh dunia.
Inflasi karena kenaikan harga pangan pada 2008 menyulut kerusuhan di sejumlah negara. Saat itu Bank Dunia memperkirakan sebanyak 125 juta orang mengalami kemiskinan ekstre